Assalamu’alaikum
warahmatullah wabarakatuh! *gaya
Ustadz Maulana* *halah*
Alhamdulillah,
akhirnya tulisan ini selesai juga. Sebenarnya, tulisan ini mau di-post sekalian di tanggal 14
Februari. Tapi, hey, semuanya tidak harus menunggu momen kan? Lagipula,
hari kasih sayang itu bukan (hanya) tangal 14 Februari, tapi sepanjang tahun, termasuk hari ini dan
hari-hari selanjutnya J
Ngomong-ngomong
soal kasih sayang, pasti tidak akan jauh-jauh dari kata ajaib dengan lima
huruf. Apa yaa? Yap, it’s C-I-N-T-A (bukan judul lagunya D’B*g**d*s lho :p).
Cinta memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, karena
dengan cinta, rasa indah datang pada hidup manusia. Rasa indah, damai,
memiliki, melindungi, mengasihi, semua datang dari cinta. Tapi, ada satu cinta
yang mutlak kita miliki dan merupakan cinta tertinggi dari setiap manusia. You’re right, like the title above, it’s
CINTA KARENA ALLAH SWT.
Mungkin
ada yang masih bingung, seperti apa sih “Cinta Karena Allah” itu? Apakah
sepasang cowok dan cewek yang saling mengasihi dan melindungi sebagai p*c*r
(maaf sensor :p)? Atau malah seperti salah satu potongan cerita di buku (atau
film) Hafalan Shalat Delisa dimana
Delisa bilang, “Umi, Delisa cinta umi karena Allah”, padahal itu dilakukan cuma
demi mendapat coklat dari guru ngajinya? Nope,
“Cinta Karena Allah” jauh, jauh lebih luas, lebih indah, dan lebih bermakna dari
sekedar dua kejadian itu.
Banyak sekali
definisi mengenai “Cinta Karena Allah”. Tapi, untuk gampangnya, “Cinta Karena
Allah” berarti mencintai makhluk Allah
semata-mata karena mengharapkan Ridha-Nya. Bukan karena ia berparas
ganteng/cantik/lucu/imut, berprestasi, bodi bagus, dan segudang alasan duniawi
lainnya. Intinya, cinta kita dan segala manifestasinya membawa kita pada
keridhaan dan naungan Allah. Bahkan, dalam sebuah hadits, Allah sendiri sudah
berfirman, “Pasti akan mendapatkan
cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling kunjung
mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.”
Banyak sekali
hal yang bisa dibahas berkaitan dengan “Cinta Karena Allah”, tapi untuk kali
ini, penulis bakal membahas “Cinta Karena Allah” pada lawan jenis kita (yang
bukan muhrim ^_^). Why? Banyak sekali
‘pasangan-pasangan’ yang ada di lingkungan sekitar penulis sehari-hari,
sehingga penulis tertarik buat mengangkat topik ini.
Definisinya sudah, terus ciri-cirinya? Pas sekali,
pertanyaan yang barusan baru mau penulis bahas kok. Ini dia ciri-ciri “Cinta
Karena Allah” yang penulis dapat dari berbagai sumber. Check these out!